MAKALAH PROFESI KEGURUAN
“KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1.
|
ULUL AZMI
|
1501030371
|
2.
|
FARHATUN NISA
|
1501030391
|
3.
|
BQ SITI RISA
HESTINA
|
1501030369
|
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
. Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang “Keterampilan Dasar Mengajar”. Dan harapan kami
semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini.
Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun,
Kelompok 9
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................... .. ...... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian
Keterampilan Dasar Mengajar......................................... 3
B. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran.............................. 4
C. Keterampilan
Memberi Penguatan.................................................... 6
D. Keterampilan
Bertanya...................................................................... 6
E. Keterampilan
menjelaskan................................................................. 7
F. Keterampilan
mengadakan variasi..................................................... 8
G. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil.......................... 9
H. Keterampilan
mengelola kelas.......................................................... 10
BAB III PENUTUP..................................................................................... 12
A. Kesimpulan....................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang
penting dalam berlangsungnya suatu pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik
hendaknya memiliki delapan keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
membimbing diskusi, keterampilan mengelola kelas, dan terakhir
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan mengajar bagi
seorang guru merupakan hal yang sangat penting. Arti penting itu bertolak dari
tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu
dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar
mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Di dalam makalah ini akan dibahas
keterampilan dasar mengajar. Menjelaskan bagaimana seorang pendidik mempunyai
keterampilan dasar dalam mengajar salah satunya yaitu, membuka dan menutup
pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dari kegiatan guru. Interaksi didalam kelas cenderung dipenuhi oleh
kegiatan pembicaraan oleh karena itu perlu adanya pembukaan dan penutup
pelajaran.
Selain membuka dan menutup
pelajaran makalah ini juga membahas tentang keterampilan guru membimbing
dikusi kelompok kecil dan mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar,
menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru.
Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut memberikan informasi
sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami apa yang di
informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat
penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh
terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan
menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki
pemahaman yang mantap.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterampilan dasar mengajar ?
2. Apa alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar ?
3. Apa saja macam dari keterampilan dasar mengajar ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui keterampilan dasar mengajar
2. Dapat mengetahui alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar
3. Dapat mengetahui macam dari keterampilan dasar mengajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar bagi guru
bukanlah istilah yang baru atau/asing, bahkan komponen dalam setiap
keterampilan tersebutkonsepnya telah dikuasai. Akan tetapi, seringkali
penguasaan konsep tidak diiringi oleh kemampuan dalam menerapkannya. Berbagai
keterampilan itu penting untuk di latihkan. Upaya dalam menciptakan suasana
pembelajaran aktif dan menyenangkan pada dasarnya dapat dilakukan melalui
penerapan keterampilan dasar mengajar tersebut dengan konsisten, apalagi jika
guru mampu menciptakan improvisasi dan pengembangan dalam setiap keterampilan
dasar mengajar.[1]
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah
kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan
beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki
dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam
melaksanakan tugasnya.
Keterampilan Dasar Mengajar merupakan hal yang
perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa
bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang
khas, keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu
dikembangkan. Perkembangan dunia pendidikan menggunakan media dan teknologi
saat ini menyebabkan kekhasan ciri pengajaran dari masing-masing studi makin
tampak, dan perbedaannya dengan pengajaran bidang studi lain makin nyata.
Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang
harus diperhitungkan oleh guru misalnya:
1.
Keadaan siswa.
2.
Tujuan yang akan dicapai.
3.
Sifat materi yang akan menjadi
bahan ajar.
4.
Keadaan sarana.
Mengajar termasuk kegiatan yang
kompleks, karena melibatkan kemampuan guru/mahasiswa calon guru untuk menguasai
materi, teknik pengelolaan PBM, Pengelolaan waktu, Pengendalian disiplin,
Pelayanan terhadap perbedaan kemampuan siswa, Sikap terhadap profesi, Sikap terhadap
siswa.
Menurut UU No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1 guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu,
tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga
professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.[2]
B. Ketrampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran
1.
Ketrampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan
sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain,
membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar
siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.[3]
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah:
a.
Menarik perhatian siswa, yang
dapat dilakukan dengan:
1)
Meyakinkan siswa bahwa materi
atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya.
2)
Melakukan hal-hal yang dianggap
aneh bagi siswa misalnya dengan menggunakan alat bantu.
3)
Melakukan interaksi yang
menyenangkan.
b.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa,
yang dapat dilakukan dengan:
1)
Membangun suasana akrab sehingga
siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan.
2)
Menimbulkan rasa ingin tahu,
misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat
dibicarakan.
3)
Mengkaitkan materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
c.
Memberikan acuan atau rambu-rambu
tentang pembelajaran yang akan dilakukan, dapat dilakukan dengan:
1)
Mengemukakan tujuan yang akan
dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan.
2)
Menjelaskan langkah-langkah atau
tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.
3)
Menjelaskan target atau kemampuan
yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
2.
Ketrampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta
keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat
keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
a.
Merangkum atau membuat
garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh
gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
b.
Memusatkan perhatian terhadap
hal-hal pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat
untuk mempelajari lebih lanjut.
c.
Mengorganisasikan kegiatan yang
telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah
dipelajarinya.
d.
Memberikan tindak lanjut serta
saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran
yang telah dibahas.
Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
1.
Menimbulkan perhatian dan
motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi.
2.
Memungkinkan siswa mengetahui
batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan.
3.
Siswa dapat mengetahui
pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian
pelajaran.
4.
Memungkinkan siswa mengetahui
hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang
akan dipelajari.
C. Ketrampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement)
adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadapa tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik (feedback)
bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi,
atau penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan
tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka
lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.[4]
Tujuan Pemberian Penguatan adalah Meningkatkan perhatian
siswa terhadap pelajaran, Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar,
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsipnya
yaitu Kehangatan dan keantusiasan, Kebermaknaan,
Hindari respon negatif, Penguatan harus bervariasi,
Sasaran penguatan harus jelas, Penguatan harus diberikan segera
setelah perilaku yang diharapkan muncul.
Jenis-jenis penguatan, yaitu Penguatan
verbal, Penguatan gestural, Penguatan cara mendekati, Penguatan sambutan,
Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, dan Penguatan berupa
benda.
D. Ketrampilan Bertanya
Guru perlu menguasai keterampilan bertanya karena guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,siswa belum
terbiasa mengajukan pertanyaan,siswa harus dilibatkan secara
mental-intelektual secara maksimal, dan adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman
siswa. Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai
fungsi antara lain:
1.
Mendorong siswa untuk berpikir
d.
Peningkatan terjadinya interaksi.
E. Ketrampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru
karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap
pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan
yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang
mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.[5]
Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
c.
pemberian tekanan yang dapat
dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian
Penjelasan dapat diberikan pada
awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik
siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang dijelaskan.
Prinsip-prinsip
menjelaskan dibagi atas:
1)
Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik
2)
Penjelasan harus diselingi tanya
jawab
3)
Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh
guru
4)
Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
5)
Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi
peserta didik
6)
Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh
yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
Aspek-aspek
yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1)
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana,
terang dan jelas
2)
Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai
terlebih dahulu
3)
Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4)
Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5)
Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta
didik melalui pertanyaan-pertanyaan
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak
monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan,
meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang
beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Komponen
keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut:
1.
Variasi dalam gaya mengajar yang
meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, pergantian posisi
guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.
3.
Variasi penggunaan alat bantu
pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar, dilihat, dan
dimanipulasi.
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat
prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran
dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan
khsusus.
G. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang
teratur dalam melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka
kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.[6]
Beberapa hal agar diskusi berjaalan dengan baik, yaitu:
1.
Diskusi hendaknya berlangsung
dalam iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, kehangatan hubungan antar
pribadi, keantusiasan berpartisipasi, kesediaan menerima dan menghargai
pendapat orang lain.
2.
Perencanaan yang matang akan
mempertinggi efektivitas diskusi, perencanaan meliputi:
a.
Pemilihan topik atau masalah.
b.
Perencanaan dan penyiapan
bahan-bahan pengait.
c.
Menyiapan diri sebaik-baiknya
sebagai pimpinan diskusi.
d.
Penetapan besarnya kelompok.
e.
Pengaturan tempat duduk yang
menyenangkan.
1)
Komponen Ketrampilan
a.
Pemusatan perhatian.
Selama diskusi berlangsung, guru harus dapat memusatkan perhatian siswa.
Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara:
1)
Merumuskan tujuan atau topik
diskusi.
2)
Menyatakan masalah-masalah yang
spesifik dan menegaskan kembali bila terjadi penyimpangan.
3)
Menandai dengan cermat
pembicaraan yang tidak relevan yang akan menyimpang dari tujuan diskusi.
4)
Membuat rangkuman sementara atau
tradisional sebelum melanjutkan kepada masalah berikutnya.
b.
Memperlancar permasalahan.
Permasalahan
dapat diperjelas dengan cara:
1)
Merangkum ide-ide siswa.
2)
Melacak komentar siswa.
3)
Menguraikan dan memperluas
pandangan siswa dengan cara memberikan informasi tambahan.
c.
Menganalisis pandangan siswa.
Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas
permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi
dan konstruktif.
d.
Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi.
Partisipasi semua anggota kelompok sangat penting. Untuk itu diperlukan
kemampuan guru meningkatkannya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru
antara lain:
1)
Memberikan pertanyaan langsung
kepada siswa yang kurang berpartisipasi.
2)
Mencegah kegaduhan, menghindarkan
pembicaraan serentak.
3)
Mencegah secara bijaksana siswa
yang suka memonopoli pembicaraan.
4)
Mendorong siswa untuk memberi
komentar terhadap pendapat teman.
e.
Menutup diskusi.
Ketrampilan
menutup diskusi dapat diidentifikasikan sebagai:
1)
Membuat rangkuman secara jelas
dan singkat tentang butir-butir yang penting.
2)
Memberitahukan langkah tindak
lanjut hasil diskusi Dan mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.
H. Ketrampilan Mengelola Kelas
Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan
kekondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun melakukan kegiatan remedial.[7]
Tujuan Penggunaan Komponen dalam Kelas, yaitu:
1.
Mendorong siswa mengembangkan
tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
2.
Membantu siswa untuk mengerti
tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran
guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.
Menimbulkan rasa kewajiban
melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas
kelas.
4.
Ketrampilan yang berkaitan dengan
pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Komponen Ketrampilan
a.
Ketrampilan yang berkaitan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
b.
Menunjukkan sikap tanggap,
melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama
dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan ini dapat ditunjukkan
dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan
pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan.
c.
Membagi perhatian, pengelola
kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula.
d.
Memusatkan perhatian kelompok,
perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu kewaktu
dan dapat dilaksanakan dengan cara menuntut tanggungjawab siswa.
e.
Memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah
kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional
behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.
Keterampilan Dasar Mengajar meliputi:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Bertanya
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Mengadakan Variasi
6. Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
7. Keterampilan Mengelola Kelas
B. Saran
Sebagai seorang calon guru, hendaknya keterampilan dasar mengajar ini
kita pahami secara benar agar kelak dalam pelaksanaan belajar mengajar dapat
berjalan lancar.
Maimun. 2011. Menjadi Guru yang Dirindukan. Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta.
Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rodaskarya.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasinya. Jakarta:
Prenada Media.
Usma, Uzar.2009.Menjadi Guru
Profesional.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offest.
Bahri, Djamarah Syaiful.2010.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif.Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
Sumantri, Mulyani.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV. Maulana.
[1]
Maimun, Menjadi Guru Yang Dirindukan,(Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta,2011),
hal.110
[6] Djamarah Syaiful Bahri,Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), hal. 124
0 komentar:
Posting Komentar